AHLAN WA SAHLAN

أسـلـم عـلــيـكـم

Alhamdulillah, atas rahmat Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, telah memberikan waktu kepada kami untuk dapat menyelesaikan blog ini.

Blog ini kami buat untuk kita dapat mempererat hubungan persaudaraan dan ajang untuk berdiskusi atar sesama Muslim dari manapun organisasinya, harokah maupun non harokah, karena bahwa sesungguhnya sesama Muslim itu adalah bersaudara.

Apabila ada saran dan kritik mengenai blog ini kami sangat berharap.

وسـلـم عـلــيـكـم

Kampanye PKS di GBK 2009

Tuesday, March 3, 2009

Ming-Ming: Kesabaran Revolusioner Berbuah Energi Kinetik Aktif



Awalnya bukan tanpa malu ia mengais tumpukkan sampah yang berisi barang-barang bekas. Tapi jeritan kebutuhan perut untuk menyambung hidup lebih keras berteriak daripada cibiran orang lain. Kebutuhan itu pun mendesak seluruh anggota keluarganya untuk bekerja sama mengumpulkan barang-barang bekas. Sejak tahun 2004 hingga sekarang, hidupnya sekeluarga makin bersahabat dengan tumpukkan barang-barang bekas yang bernilai jual. Seorang Ming-Ming Sari Nuryanti, berupa hikmah hidup yang didapat dari jalan-jalan yang ditelusurinya selama memulung. Ingin lebih dekat dengan Muna – panggilan Ming-Ming? Simak aja langsung bincang-bincang kontributor eL-Ka, Citra Septianingtyas, dengan Muna di markas Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) MUSLIM, di bilangan Pamulang.


Kenapa sih memilih mengumpulkan botol-botol bekas air mineral untuk biaya hidup?
Pada saat itu memang kebetulan itulah yang harus dijalani. Allah menggiring kami sekeluarga untuk menjalani usaha yang tidak menggunakan modal, mudah, dan bisa dilakukan secara berjamaah. Alhamdulillah, kami sekeluarga bisa saling bahu-membahu membantu perekonomian keluarga dan ada kebersamaan di sana.

Ada gak usaha lain dari kamu untuk menghasilkan uang?
Kami dari 2004 sudah merintis menjadi pemulung dan itu memang kegiatan rutinitas. Tidak ada yang lain. Paling hanya Ayah yang bekerja freelance di ancol. Hanya adik yang paling kecil saja yang tidak ikut membantu. Kalau dari saya gak ada usaha lain selain memulung. Biasanya gelas plastik air mineral dijual Rp 5000,-/kilo. Botol plastik air mineral dihargai Rp 2500,-/kilo. Untuk kardus bekas dijual Rp 1500,-/kilo.

Selain gelas plastik bekas air mineral, apa saja yang biasa dikumpulkan?
Kami juga mengumpulkan kardus dan semua barang yang bisa didaur ulang. Biasanya dijual secara periodik. Tiap tiga bulan sekali pengepul barang-barang bekas itu datang, mengambil ke rumah.

Gimana cara kamu ngumpulin barang-barang yang dipungut dari jalan?
Dari rumah saya sudah menyiapkan karung yang dilipat dan dimasukkan ke tas. Pagi hari saya kuliah dulu. Pulang kuliah saya baru mulung di sepanjang jalan menuju rumah. Dalam perjalanan pulang selain bisa mulung, saya juga bisa memetik banyak hikmah. Dulu pernah coba ngambil barang bekas di jalan pake besi pengait, tapi susah. Jadi kami sekeluarga memulung hanya menggunakan karung.

Selain dijual, biasanya kamu apain aja sih barang yang sudah dikumpulkan?
Prosesnya kalau sudah kumpul dirumah, lalu disortir dan dikelompokkan terlebih dahulu antara gelas, botol, dan kardus. Dibersihkan dulu, dicuci dan dipak-pakkan. Baru dijual. Selama ini inginnya sih daur ulang sendiri, tapi belum cukup modal. Perlu proses, waktu, dan modal. Jadi dirintis dari awal dulu yang seperti ini.

Ada gak kreasi dari kamu untuk mengolah barang-barang yang sudah dikumpul?
Dulu waktu SMA pernah buat hiasan bunga dari kaleng-kaleng alumunium bekas untuk pelajaran kesenian.

Suka dukanya jadi pemulung dengan status mahasiswa?
Awal kali terjun jadi pemulung merasa sangat shock. Pernah malu juga. Tapi kami, terutama saya pernah membaca, bahwa Islam mengajarkan kita untuk sabar dan tawadhu. Jadi tetap terus berjuang untuk mencari ridho dan rezeki dari Allah.

Pernah merasa putus asa?
Alhamdulillah, kalau untuk putus asa tidak pernah. Kami sekeluarga menjalani ini dengan senang hati. Kalau mugkin ada duka, itu sunnatullah.

Menurut kamu banyak gak sih temen-temen yang senasib dengan kamu?
Sepengetahuan saya banyak sekali yang kekurangan seperti saya, dia juga ingin sekolah. Tapi dia tidak mau bekerja keras. Tidak ingin membunuh ego dan malunya. Untuk di Universitas Pamulang, hanya saya sendiri yang pemulung.

Ini kan sesuatu yang berbeda, kalau misal kamu jadi trendsetter dan banyak yang ikutan?
Kalau pun nanti menjadi seorang trendsetter dan ternyata banyak yang ikutan ngumpulin barang-barang yang bisa didaur ulang, saya bersyukur sekali. Berarti keberadaan kami sekeluarga diakui dan semua orang tergugah untuk sama-sama membantu membersihkan bumi ini. Menyelamatkan bumi dari global warming.

Ini kan juga merupakan suatu bentuk kepedulian sosial, ada gak sih usaha kamu untuk mengajak temen-temen ikut serta?
Sebenarnya banyak orang yang cuek terhadap masalah sampah. Agak sulit mengubahnya menjadi sebuah kepekaan. Mudah-mudahan seiring berjalan waktu, orang-orang akan melihat pentingnya kita menjaga lingkungan dari polimer yang tidak bisa didaur ulang tanah. Hingga mau mengumpulkan barang-barang bekas yang dapat diolah lagi.

Selama ini apakah sudah ada pihak yang membantu?
Kalau terkait dengan profesi kami sebagai pemulung, belum ada. Kami berjalan sendiri dan mencari link sendiri. Saya pernah dapat beasiswa dari sekolah ketika kelas 2 SMA dan tidak keluar biaya pendidikan sama sekali selama setahun. Saat kuliah semester 1, temen-temen dari UKM MUSLIM berusaha membantu saya untuk dapat beasiswa dari Darut Tauhid, dan berhasil mendapatkan beasiswa selama 10 bulan.

Ada gak rencana kamu ke depan terkait dengan kegiatan keluarga kamu sebagai pemulung?
Memang dari diri sendiri saya tidak mau menjadi seorang pekerja yang diatur. Saya ingin membuka lapangan pekerjaan yang bisa membantu umat hingga dapat mengurangi kemiskinan. Kalau saya dengan temen-temen di UKM MUSLIM ingin bantu menstabilkan perekonomian umat, juga berdakwah secara universal dalam bidang apa pun.

Bagaimana dengan tingkat kepedulian masyarakat yang kamu rasakan?
Masyarakat pada awalnya merasa kontra dengan pilihan keluarga kami sebagai pemulung. Tapi ternyata ada orang yang di luar mencibir, lambat laun dia mengikuti kami untuk mengumpulkan barang-barang bekas. Mereka mungkin telah sadar bahwa kalau kita rajin bekerja dapat menghasilkan hal yang bermanfaat.

Pesan untuk sobat eL-Ka?
Kita harus menjadi orang beriman dengan sabar dan syukur. Sabar bukan pasrah, tapi harus aktif dan kreatif. Terus berjuang untuk kehidupan yang lebih baik. Milikilah kesabaran revolusioner, karena memiliki energi kinetik yang aktif. Dengan kesabaran revolusioner kita dapat mengubah mimpi menjadi cita-cita dan menghasilkan kerja nyata hingga memperoleh hasil yang sempurna.(mnx)


Dimuat di eL-Ka SABILI Edisi 6 Tahun XVI

3 comments:

  1. wow...

    begitu gigihnya,andaikan pemimpin-pemimpin kita sepetri itu?

    ReplyDelete
  2. yups, kita seharusnya mencontoh... bahwa setiap pekerjaan yang terlihat hina tidak selamanya hina di mata ALLAH SWT..

    ReplyDelete
  3. wah..saya sendiri agak miris melihatnya...kemana kah peran lembaga zakat? kemanakah zakat ummat? hingga seorang akhwat bekerja mencari sampah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

    ReplyDelete